Selasa, 23 Februari 2010

Macam-Macam Manusia Purba di Indonesia

Dalam hal penemuan manusia purba, Indonesia menempati posisi yang penting, sebab fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia berasal dari kala Pleistosen sehingga tanpak jelas perkembangan fisik manusia purba tersebut. Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut :


a. Meganthropus Paleojavanicus
Fosil Mrganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan juga kuat. Mereka hidup denan cara mengumpulkan makanan. Makanan mereka berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yan besar.


b. Pithecanthropus
Fosil Pithecantropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil ini berasal dari Pleostosen bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu makanan. Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum diolah. Pithecanthropus dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil ini ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen bawah. Temuan tersebut merupakan fosil anak-anak berumur sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 -2,25 tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

- Pithecanthropus Robustus
Fosil ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.

- Pithecanthropus Erectus
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Pleistosen Tengah. Mereka hidup sekitar 1-1,5 juta tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume oyak manusia medern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc. Bila dihubungka dengan teori evolusi Darwin, Pithecanthropus Erecttus dianggap sebagai Missing Link atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.

c. Homo
- Homo Soloensis
Fosil ini ditemukan di Ngandong, Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen oleh Ter Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000-300.000 tahun yang lalu.

- Homo Wajakensis
Di temukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 pada di desa Wajak, Tulungagung. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas.


- Homo Sapiens
Jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:

1.
Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis.

2.
Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis

Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.


Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.

Manusia Purba di Indonesia dan Penyebarannya

Manusia di Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, waktu Dataran Sunda masih merupakan daratan, waktu Asia Tanggara bagian benua dan bagian kepulauan masih tersambung menjadi satu. Penduduk Dataran Sunda itu memiliki ciri fisik yang berbeda dari manusi sekarang ini, sisa-sisanya adalah beberapa fosil yang ditemukan di lembah Bengawan Solo. Fosil-fosil itu oleh para ahli disebut Pithecanthropus Erectus, fosil ini juga ditemukan di sebuah gua dekat Peking, dan beberapa Asia Timur.

Karena waktu bentuk fisiknya sudah berevolusi, sehingga menampakkan ciri-ciri yang berbeda. Sejumlah fosil yang telah mengalami evolusi ditemukan di desa Ngandong dan para ahli menyebutnya sebagai Homo Soloensis. Homo Soloensis itu dalam beberapa tahun kemudian mereka berevolusi menjadi manusi asekarang, tetapi dengan ciri-ciri ras yang menyerupai penduduk asli Australia. Sisa-sisa fosil dari perubahan Homo Soloensis di temukan dis uatu tempat bernama Wajak, para ahli menyebutnya Homo Wajakensis. Fosil itu juga banyak ditemukan di daerah Talgai, Darling Downs, Queensland,yang dipercaya sebagai nenek monyang penduduk asli Australia.
Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid.

Nenek moyang dari manusia Wajak tersebut diatas, sebelumnya sudah ada yang menyebar ke arah barat dan ke arah timur Nusantara. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki Irian. Meraka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di daerah muara-muara sungai di mana mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai, dan meramu tumbuh-tumbuhan. Pada masa sekarang bekas-bekas itu dapat ditemukan di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton di kepala Cendrawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat perlindungan di bawah karang atau yang disebut abris sous roches.

Di bagian barat dari Nusantara orang Austro-Melanesoid, mengembangkan suatu kebudayaan yang pada dasarnya sama dengan kelompok yang dihidup di Irian. Mereka juga mengembangkan perkampungan abris sous roches. Adapun perbedaan dengan kelompok di Irian adalah mereka menggunakan kapak genggam yang mempunyai suatu sisi bekas pecahan yang kasar dan suatu sisi luar yang lebih halus. Kapak itu sering diasah pada bagian tajamnya.

Persebaran dari manusia Austro-Melanesoid yang makan kerang, dapat direkontruksi dari adanya timbunan sisa-sisa kulit kerang yang di sebut kjokkenmoddinger atau sampah dapur. Sekarang tempat-tempat yang berupa bukit-bukit kerang dan ditandai dengan adanya kapak genggam yang bagian tertentunya tajam. Banya dijumpai di Aceh, Kedah dan Pahang di Malaysia. Kecuali itu k[ak-kapak itu juga ditemukan di Jawa Timur, tetapi juga di Vietnam Utara, ialah di Pengunungan Bacson, dan di gua-gua dari Propinsi Hoa-binh, Hoa-nam, dan Tan-Hoa. Justru penemuan-penemuan alat-alat prehistoris yang berpusat kepada alat genggam itu tadi disebut alat-alat Bacson-Hoabinh.
Fosil-fosil manusia yang sering ditemukan bersamaan dengan alat-alat Bacson-Hoabinh tadi, seperti misalnya di gua Sodong dan Samoung di Jawa Timur, di bukit kerang di Aceh, dan Di gua Kepah di Malaysia Barat, menunjukkan secara dominan ciri-ciri Austro-Melanesoid, sungguh pun bercampur ciri-ciri ras Mongoloid. Dapat dimpulkan bahwa adanya persebaran dari timur ke barat dari manusia Austro-Melanesoid berasal dari Jawa, melalui Sumatera, Semenanjung Malayu dan Muang Thai sampai Vietnam Utara.

Senin, 22 Februari 2010

Keadaaan Alam dan Persebaran Binatang serta Manusia Purba

Bedasarkan geologi (ilmu yang mempelajari tentang lapisan kulit bumi) kurun waktu sejak mulai terbentuknya bumi sampai sekarang dapat dibagi dalam beberapa zaman sebagai berikut :

1. Archaeikum
Zaman yang paling tua dan berlangsung selama kurang lebih 2500 juta tahun. Kulit bumi masihlah amat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh karena itu tidak ada makhluk yang hidup.

2. Palaeozoikum
Zaman yang berlangsung kira – kira 340 juta tahun. Keadaan bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Akan tetapi mulai ada binatang – binatang kecil yang hidup sampai ikan dan amphibi awal. Ada pula jenis-jenis tumbuhan ganggang dan rerumputan. Zaman ini disebut juga zaman Primer.

3. Mesozoikum
Zaman ini disebut zaman Sekunder (zaman kedua). Zaman yang berlangsung kira – kira 140 juta tahun. Iklim mulai membaik walaupun suhu masih berubah-ubah. Kadang suhu tinggi sekali dan kadang rendah sekali, curah hujan mulai berkurang. Danau banyak yang kering, pepohonan sudah mulai tumbuh. Di sini juga mulai ada reptil raksasa atau yang disebut “Dinosaurus” dan jenis burung awal.

4. Neozoikum
Zaman yang berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu hingga sekarang. Jaman ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni :

a. Zaman Tersier (60 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier - Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.

b. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman ini yang dimulai sejak sekitar 600.000 tahun yang lalu, dibagi menjadi 2 kala, yaitu kala Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Alluvium).

1. Kala Pleistosen
Kala Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala Pleistosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul kehidupan manusia purba. Keadaan alam kala itu masihnliar dan labil karena silih bergantinya dua zaman yaitu zaman Glasial dan zaman Interglasial.

Zaman Glasial adalah zaman seluasnya lapisan es kutub utara sehingga Eropa dan Amerika bagian Utara tertutup es, sedangkan daerah yang jauh dai kutub terjadi hujan lebat bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi sehingga banyak lautan termasuk Indonesia menjadi kering, maka munculah Sunda Plat dan Sahul Plat. Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Malaysia Barat bergabung menjadi satu benua dengan benua Asia. Begitu pula dengan Sulawesi melalui Minahasa, pulau Sangir ke Filipina. Antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara.

Zaman Interglasial adalah zaman di antara 2 zaman es. Temperatur naik sehingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar-besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat.

Pada kala Pleistosen ini, hanya hewan-hewan berbulu tebal yang dapat bertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth. Hewan-hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Garis Wallace adalah garis antara selat Makassar dan Lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyebaran binatang tersebut.

2. Kala Holosen
Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub sudah lenyap sehingga air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan Sunda dan paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgesi. Sehingga munculah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan munculah manusia-manusia cerdas seperti sekarang.

Macam-Macam Manusia Purba di Indonesia

Dalam hal penemuan manusia purba, Indonesia menempati posisi yang penting, sebab fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia berasal dari kala Pleistosen sehingga tanpak jelas perkembangan fisik manusia purba tersebut. Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut :


a. Meganthropus Paleojavanicus
Fosil Mrganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan juga kuat. Mereka hidup denan cara mengumpulkan makanan. Makanan mereka berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yan besar.


b. Pithecanthropus
Fosil Pithecantropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil ini berasal dari Pleostosen bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu makanan. Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum diolah. Pithecanthropus dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil ini ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen bawah. Temuan tersebut merupakan fosil anak-anak berumur sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 -2,25 tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

- Pithecanthropus Robustus
Fosil ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.

- Pithecanthropus Erectus
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Pleistosen Tengah. Mereka hidup sekitar 1-1,5 juta tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume oyak manusia medern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc. Bila dihubungka dengan teori evolusi Darwin, Pithecanthropus Erecttus dianggap sebagai Missing Link atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.

c. Homo
- Homo Soloensis
Fosil ini ditemukan di Ngandong, Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen oleh Ter Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000-300.000 tahun yang lalu.

- Homo Wajakensis
Di temukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 pada di desa Wajak, Tulungagung. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas.


- Homo Sapiens
Jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:

1.
Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis.

2.
Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis

Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.


Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.

Manusia Purba di Indonesia dan Penyebarannya

Manusia di Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, waktu Dataran Sunda masih merupakan daratan, waktu Asia Tanggara bagian benua dan bagian kepulauan masih tersambung menjadi satu. Penduduk Dataran Sunda itu memiliki ciri fisik yang berbeda dari manusi sekarang ini, sisa-sisanya adalah beberapa fosil yang ditemukan di lembah Bengawan Solo. Fosil-fosil itu oleh para ahli disebut Pithecanthropus Erectus, fosil ini juga ditemukan di sebuah gua dekat Peking, dan beberapa Asia Timur.

Karena waktu bentuk fisiknya sudah berevolusi, sehingga menampakkan ciri-ciri yang berbeda. Sejumlah fosil yang telah mengalami evolusi ditemukan di desa Ngandong dan para ahli menyebutnya sebagai Homo Soloensis. Homo Soloensis itu dalam beberapa tahun kemudian mereka berevolusi menjadi manusi asekarang, tetapi dengan ciri-ciri ras yang menyerupai penduduk asli Australia. Sisa-sisa fosil dari perubahan Homo Soloensis di temukan dis uatu tempat bernama Wajak, para ahli menyebutnya Homo Wajakensis. Fosil itu juga banyak ditemukan di daerah Talgai, Darling Downs, Queensland,yang dipercaya sebagai nenek monyang penduduk asli Australia.
Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid.

Nenek moyang dari manusia Wajak tersebut diatas, sebelumnya sudah ada yang menyebar ke arah barat dan ke arah timur Nusantara. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki Irian. Meraka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di daerah muara-muara sungai di mana mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai, dan meramu tumbuh-tumbuhan. Pada masa sekarang bekas-bekas itu dapat ditemukan di daerah Teluk McCluer dan Teluk Triton di kepala Cendrawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat perlindungan di bawah karang atau yang disebut abris sous roches.

Di bagian barat dari Nusantara orang Austro-Melanesoid, mengembangkan suatu kebudayaan yang pada dasarnya sama dengan kelompok yang dihidup di Irian. Mereka juga mengembangkan perkampungan abris sous roches. Adapun perbedaan dengan kelompok di Irian adalah mereka menggunakan kapak genggam yang mempunyai suatu sisi bekas pecahan yang kasar dan suatu sisi luar yang lebih halus. Kapak itu sering diasah pada bagian tajamnya.

Persebaran dari manusia Austro-Melanesoid yang makan kerang, dapat direkontruksi dari adanya timbunan sisa-sisa kulit kerang yang di sebut kjokkenmoddinger atau sampah dapur. Sekarang tempat-tempat yang berupa bukit-bukit kerang dan ditandai dengan adanya kapak genggam yang bagian tertentunya tajam. Banya dijumpai di Aceh, Kedah dan Pahang di Malaysia. Kecuali itu k[ak-kapak itu juga ditemukan di Jawa Timur, tetapi juga di Vietnam Utara, ialah di Pengunungan Bacson, dan di gua-gua dari Propinsi Hoa-binh, Hoa-nam, dan Tan-Hoa. Justru penemuan-penemuan alat-alat prehistoris yang berpusat kepada alat genggam itu tadi disebut alat-alat Bacson-Hoabinh.
Fosil-fosil manusia yang sering ditemukan bersamaan dengan alat-alat Bacson-Hoabinh tadi, seperti misalnya di gua Sodong dan Samoung di Jawa Timur, di bukit kerang di Aceh, dan Di gua Kepah di Malaysia Barat, menunjukkan secara dominan ciri-ciri Austro-Melanesoid, sungguh pun bercampur ciri-ciri ras Mongoloid. Dapat dimpulkan bahwa adanya persebaran dari timur ke barat dari manusia Austro-Melanesoid berasal dari Jawa, melalui Sumatera, Semenanjung Malayu dan Muang Thai sampai Vietnam Utara.

Keadaaan Alam dan Persebaran Binatang serta Manusia Purba

Bedasarkan geologi (ilmu yang mempelajari tentang lapisan kulit bumi) kurun waktu sejak mulai terbentuknya bumi sampai sekarang dapat dibagi dalam beberapa zaman sebagai berikut :

1. Archaeikum
Zaman yang paling tua dan berlangsung selama kurang lebih 2500 juta tahun. Kulit bumi masihlah amat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh karena itu tidak ada makhluk yang hidup.

2. Palaeozoikum
Zaman yang berlangsung kira – kira 340 juta tahun. Keadaan bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Akan tetapi mulai ada binatang – binatang kecil yang hidup sampai ikan dan amphibi awal. Ada pula jenis-jenis tumbuhan ganggang dan rerumputan. Zaman ini disebut juga zaman Primer.

3. Mesozoikum
Zaman ini disebut zaman Sekunder (zaman kedua). Zaman yang berlangsung kira – kira 140 juta tahun. Iklim mulai membaik walaupun suhu masih berubah-ubah. Kadang suhu tinggi sekali dan kadang rendah sekali, curah hujan mulai berkurang. Danau banyak yang kering, pepohonan sudah mulai tumbuh. Di sini juga mulai ada reptil raksasa atau yang disebut “Dinosaurus” dan jenis burung awal.

4. Neozoikum
Zaman yang berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu hingga sekarang. Jaman ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni :

a. Zaman Tersier (60 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier - Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.

b. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman ini yang dimulai sejak sekitar 600.000 tahun yang lalu, dibagi menjadi 2 kala, yaitu kala Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Alluvium).

1. Kala Pleistosen
Kala Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala Pleistosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul kehidupan manusia purba. Keadaan alam kala itu masihnliar dan labil karena silih bergantinya dua zaman yaitu zaman Glasial dan zaman Interglasial.

Zaman Glasial adalah zaman seluasnya lapisan es kutub utara sehingga Eropa dan Amerika bagian Utara tertutup es, sedangkan daerah yang jauh dai kutub terjadi hujan lebat bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi sehingga banyak lautan termasuk Indonesia menjadi kering, maka munculah Sunda Plat dan Sahul Plat. Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Malaysia Barat bergabung menjadi satu benua dengan benua Asia. Begitu pula dengan Sulawesi melalui Minahasa, pulau Sangir ke Filipina. Antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara.

Zaman Interglasial adalah zaman di antara 2 zaman es. Temperatur naik sehingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar-besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat.

Pada kala Pleistosen ini, hanya hewan-hewan berbulu tebal yang dapat bertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth. Hewan-hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Garis Wallace adalah garis antara selat Makassar dan Lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyebaran binatang tersebut.

2. Kala Holosen
Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub sudah lenyap sehingga air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan Sunda dan paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgesi. Sehingga munculah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan munculah manusia-manusia cerdas seperti sekarang.
 

Sejarah Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template